BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian PASI
Pengganti Air Susu Ibu adalah makanan bayi yang
secara tunggal dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan
bayi sampai berumur antara 4 dan 6 bulan.
a.
Kapan PASI boleh diberikan
Dalam keadaan bayi harus dipisahkan dari ibu,
misalnya:
-
Ibu sakit keras/ menular
Dalam keadaaan demikian
bayi dapat diberi pengganti air susu ibu sesuai petunjuk kesehatan. Susu kental
manis tidak baik digunakan sebagai PASI.
b.
Cara memberikan PASI
-
Air yang digunakan untuk
mengencerkan PASI adalah air yang sudah dimasak mendidih.
-
Peralatan yang digunakan untuk
mengencerkan PASI sebaiknya dibilas dengan air panas mendidih.
-
Disamping pemberian PASI, berikan
makanan pendamping ASI setelah berumur 4 bulan
-
Segera setelah ibu sembuh upayakan
menyusui kembali
-
Untuk pemberian PASI sementara ibu
sakit, usahakan tidak menggunakan botol dan dot, tapi gunakan gelas dan sendok
agar bayi tidak bingung.
c.
Kerugian akibat pemberian PASI
1.
Bagi ibu
Tidak
ekonomis dan praktis
2.
Bagi bayi
-
Bayi tidak memperoleh zat
kekebalan yang ada pada ASI, dengan demikian dapat meningkatkan resiko infeksi.
-
Ancaman kekurangan gizi, apabila
diberikan tidak sesuai dengan ketentuan petunjuk penggunaan PASI.
-
Ancaman kegemukan, apabila
diberikan secara berlebihan
-
Lebih mudah terserang diare dan
alergi
-
Pertumbuhan mulut, rahang dan gigi
tidak baik
-
Mengurangi hubungan kasih sayang
ibu dan anak yang dapat menghambat perkembangan mental selanjutnya.
PASI atau
pengganti ASI diberikan berupa susu formula yang sesuai umur atau cocok dengan
bayi, artinya susu yang bayi tersebut bisa menerima. Bila dengan susu formula
anak tidak mau menerima sebaiknya diganti dan akan lebih baik sesuai petunjuk
dokter anak. Bila dengan susu formula
anak ada keluhan diare dan sebagainya perlu petunjuk dokter apakah bayi
menderita intoleransi laktosa sehingga perlu diganti dengan susu kedele.
Kendala dalam
pemberian susu botol dimulai dari botol susunya sendiri yang lebih sulit
membersihkannya dan mudah tercemar bakteri ataupun kuman penyakit. Susu botol
tidak mengandung zat kekebalan tubuh karena itu bayi/anak sering menderita
sakit terutama diare. Dan, susu botol harganya mahal karena diproses dari susu
sapi.
Bila ibu tidak
bisa memberi ASI, upayakan memilih susu yang sesuai. Kebersihan botol susu
harus dijaga dengan mensteril atau merebus dulu sebelum dipakai. Susu harus diberikan dengan kekentalan
sesuai aturan dan jumlahnya sesuai umur. Bila susu terlalu kental bayi akan
cepat haus. Pemberian susu yang kekentalan terus-menerus dan berlebihan akan
membuat bayi kegemukan. Ini akan dibawa sampai besar. Kebanyakan susu juga akan
mengganggu nafsu makan sehingga makanan tidak dihabiskan.
B.
Pengertian
MP-ASI
Makanan pendamping
ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi selain ASI setelah untuk memenuhi
kebutuhan gizi, biasanya MP-ASI
diberikan setelah berumur 6 bulan tapi ada kalanya sudah diberikan pada bayi
ketikaa berumur 4 bulan sampai 24 bulan, karena semasa itu produksi ASI makin
menurun sehingga suplai zat gizi dan ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi
anak yang semakin meningkat.
MP-ASI diberikan
sebagai pelengkap ASI sangat membantu bayi dalam proses belajar makan dan
kesempatan untuk menanamkan kebiasaan makan yang baik. Pemberian makanan
pelengkap bertahap dan bervariasi dari sari buah, makanan lumat, makanan lembek
dan makanan padat.
Tujuan Pemberian MP-ASI
adalah sebagai berikut :
1. Melengkapi zat gizi yang kurang pada ASI
2. Mengembangkan kemampuan bayi untuk
menerima bermacam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa
3. Mengembangkan kemampuan bayi untuk
mengunyah dan menelan
4. Melakukan adaptasi terhadap makanan yang
mengandung kalor energi yang tinggi
1. Pola Pemberian MP-ASI
a. Pola pemberian ASI/MP-ASI pada bayi 0-6
bulan
Dimulai dengan pemberian ASI segera
mungkin setelah melahirkan apalagi kolostrum yang sangat bermanfaat untuk bayi.
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI. ASI diberikan pada
kedua payudara, kiri dan kanan secara bergantian, tiap kali sampai payudara
kosong. Pemberian ASI 8-10 kali setiap hari termasuk pemberian pada malam hari
sudah memenuhi gizi bayi.
b. Pola pemberian ASI/MP-ASI pada bayi 6-9
bulan
Pemberian ASI diteruskan. Pemberian MP-ASI
berbentuk lumat halus karena bayi sudah memiliki refleks mengunyah antara lain
bubur susu, biskuit yang ditambahkan dengan air atau susu, pisang dan pepaya
yang dilumatkan. Bayi diperkenalkan dengan nasi tim sering dan ditambahkan
makanan yang lain yang lebih bervarisi. Mulai usia 8-9 bulan tim tidak lagi
disaring tetapi dibuat dalam tekstur yang lebih kasar sesuai dengan pertumbuhan
gigi bayi. Setiap kali memberikan MP-ASI perlu diberikan ASI telebih dahulu
agar ASI dimanfaatkan seoptimal mungkin.
c. Pola pemberian ASI/MP-ASI pada bayi usia
9-12 bulan
Pemberian ASI diteruskan. Bayi mulai
diperkenalkan dengan makanan padat dalam bentuk makanan lembik (nasi tim bayi).
Pada usia ini bayi sering memegang makanan sendiri maka dapat diberikan biskuit
atau pisang. Bayi dapat diberikan makanan selingan paling sedikit 1 kali sehari
dan makanan lembek sedikitnya 3 kali sehari. Perlu diperkenalkan makanan agar
bayi terbiasa dengan makanan yang beraneka ragam.
2. Bentuk MP-ASI
a. Makanan lumat
Makanan lumat adalah semua makanan yang
dimasak dan disajikan secara halus yang diberikan pertama kali pada bayi
disamping ASI contohnya bubur tepung, bubur beras (encer), nasi pisang
dilumatkan, ketupat dilumatkan dan sebagainya. Apabila makanan terdiri 1 atau 2
macam bahan makanan sebaiknya diaanjurkan untuk menambah bahan makanan ketiga
kedalam makanan tersebut sehingga lengkap misalnya bubur tepung ditambah tempe
dilumatkan dan sayuran hijau, nasi pisang sebelum ditambah ikan asin atau tahu.
b. Makanan Lembek
Makanan lembek merupakan peralihan dari
makanan lumat menjadi makanan orang dewasa dapat berupa bubur beras (padat),
nasi lembik, ketupat dan lain-lain yang biasanya disertai dengan lauk pauk
tertentu (tempe, tahu dan lain-lain)
3. Pengaturan MP-ASI secara tepat dan benar
ASI betapapun baik mutunya
sebagai makanan bayi berjumlah merupakan jaminan bahwa gizi baik yang selalu
baik, kecuali ASI tersebut diberikan secara benar dan tepat. Baik makanan
maupun pendamping haruslah mendekati mutu ASI, dalam arti dapat memberikan
semua unsur gizi essensial yang diperlukan oleh bayi. Mutu protein makanan
harus baik, dapat memenuhi kebutuhan akan berbagai asam amino essensial.
Dengan
memperhatikan mutu ASI yang tepat dan benar maka kemungkinan akan bayi
mendapatkan penyakit tidak akan terjadi. MP-ASI mutu gizinya harus baik seperti
susu sapi atau bersumber protein hewati dalam jumlah yang cukup. Penghentian
pemberian ASI yang terlalu awal mungkin tidak akan membawa akibat berupa penurunan
tingkat gizi. Makanan MP-ASI adalah makanan yang sangat terbuka akan berbagai
kemungkinan kontaminasi, baik waktu membuatnya maupun menyimpannya.
4. Resiko pemberian MP-ASI yang terlalu dini
Bayi belum siap untuk menerima
semi padat kira-kira berumur 6 bulan dan makanan itu belum dirasakan perlu
sepanjang bayi mendapatkan ASI yang cukup. Hal ini dapat mengakibatkan berbagai
munculnya penyakit seperti gangguan menyusui, beban ginjal yang terlalu berat
dan gangguan selera makan.
a.
Resiko
jangka pendek
1. Gangguan menyusui
Pengenalan makanan selain ASI secara dini
akan menurunkan frekuensi dan intensitas pengisapan bayi, sehingga resiko akan
terjadinya penurunan ASI semakin besar.
2. Penurunan absorbsi besi dari ASI
Pengenalan serelia dan sayur-sayuran
tertentu dapat mempengaruhi penyerapan zat besi dari ASI, walaupun konsentrasi
zat besi dalam ASI rendah, tetapi lebih mudah.
3. Penyakit diare
Resiko jangka pendek pada bayi yang
mendapat makanan pendamping ASI terlalu dini adalah penyakit diare.
b.
Resiko
jangka panjang
Beberapa resiko jangka panjang pemberian MP-ASI sejaak dini adalah :
1. Obesitas
Pemberian makanan pada bayi
sejak usia dini dapat mengekibatkan kegemukan pada bayi. Bayi yang mendapat ASI
tampaknya dapat mengatur masukan konsumsi sehingga konsumsi mereka dapat
disesuaikan dengan kebutuhannya.
2. Beban ginjal yang berlebihan
Makanan padat banyak yang
mengandung kadar Natrium clorida (NaCl) yang tinggi yang akan menambah beban
bagi ginjal . beban tersebut masih ditambah oleh makanan pendamping lainnya
yang mengandung daging.
3. Arteriosklerosis
Peranan faktor dalam
patogenesis dan penyakit jantung ischemic tidak dipungkiri lagi. Faktor nutrisi
yang terlibat antara lain : diit yang mengandung tinggi energi atau kalori dan
kaya akan kolesterol serta lemak-lemak jenuh sebaiknya kandungan lemak tak
jenuh yang rendah.
4. Alergi terhadap makanan
Belum matangnya sistem
kekebalan usus pada umur dini, akan menyebabkan banyak terjadinya alergi
terhadap makanan pada masa kanak-kanan. ASI dapat menularkan penyebab-penyebab
alergi dalam jumlah yang cukup banyak untuk menyebabkan gejala-gejala klinis
tetapi pemberian susu sapi atau makanan pendamping yang dini menambah
terjadinya alergi terhadap makanan.
5.
Perlakuan salah pada pemberian makanan
pendamping
· Memberikan
makanan pralaktat sebelum ASI keluar. Makanan pralaktat adalah jenis
makanan seperti air kelapa, air tajin, madu, pisang, yang sudah diberikan pada
bayi baru lahir.
·
Membuang kolostrum. Masih banyak
ibu-ibu yang tidak memanfaatkan optimal ASI-nya sehingga ASI yang dikonsumsi
tidak cukup. Kombinasi pemberian ASI dengan pemberian makanan pendamping ASI
yang tidak tepat dalam kualitas dan kuantitas dapat menyebabkan bayi menderita
kurang gizi.
·
Penggunaan hanya satu payudara.
Menyusui hanya dari satu payudara berarti tidak memanfaatkan ASI secara optimal
sehingga ASI yang dikonsumsi tidak cukup. Kombinasi pemberian ASI dengan
pemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dalam kualitas dan kuantitas
dapat menyebabkan bayi menderita kurang gizi.
·
Pemberian makanan pendamping terlalu dini
atau terlambat. Pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini menurunkan
konsumsi ASI dan menimbulkan gangguan pencernaan/ diare. Sedang bila terlambat bisa
menyebabkan bayi kurang gizi.
6. Cara
pemberian makanan pendamping
·
pertama, berikan dalam bentuk cair dan
bertahap menjadi lebih kental.
·
Kedua, bila bayi tidak mau jangan
dipaksa tetapi bisa diganti jenis lainnya dan pada kesempatan lain bisa diulang
pemberiannya.
·
Ketiga, jangan memberikan makanan
pendamping dekat dengan waktu menyusui.
· Keempat,
berikan makanan pendamping yang bervariasi supaya tidak bosan sekaligus
memperkenalkan aneka jenis bahan makanan.
7. Kecukupan makanan bayi usia empat bulan
Selama masa bayi, pengaturan makan perlu mengalami beberapa tahap
perubahan yang disebabkan oleh peningkatan rekuiremen dan perkembangan
kemampuan bayi untuk menerima dan mencerna makanan.
Bayi disusukan sedini mungkin, kalo bisa langsung setelah melahirkan. Program
Inisiasi Menyusui Dini atau disingkat dengan IMD juga mulai marak di lakukan di
beberapa rumah sakit. Waktu
dan lama menyusui disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
Makanan pendamping ASI atau bisa disebut MP-ASI adalah makanan yang
diberikan kepada bayi selain ASI, dimana jenis dan karakter dari makanan
tersebut disesuaikan dengan umur bayi. Makanan ini pada usia terdimana bayi
memerlukannya di usia
·
Bayi 0 – 6 Bulan
Bayi usia 0-6 bulan sebenarnya tidak memerlukan makanan pendamping, dengan ASI saja sudah mencukupi. ASI ekslusif dewasa ini disarankan memang sampai dengan bayi usia 6 bulan. Namun bila kebutuhan ASI tidak mencukupi, atau ada hal tertentu yang menyangkut kondisi sang ibu seperti tidak keluarnya ASI, pemberian makanan penunjang bisa dilakukan.
Bayi usia 0-6 bulan sebenarnya tidak memerlukan makanan pendamping, dengan ASI saja sudah mencukupi. ASI ekslusif dewasa ini disarankan memang sampai dengan bayi usia 6 bulan. Namun bila kebutuhan ASI tidak mencukupi, atau ada hal tertentu yang menyangkut kondisi sang ibu seperti tidak keluarnya ASI, pemberian makanan penunjang bisa dilakukan.
Pada usia
3-4 bulan, bayi bisa diberikan buah-buahan seperti pisang dan air jeruk manis.
Pemberian bubur susu (makanan lumat sampai lembik) disesuaikan dengan keperluan
masing-masing bayi. Makanan padat bayi pertama ini (bubur susu) dapat dibuat
dari tepung seperti tepung beras, jagung atau havermouth dengan ditambahkan
susu dan gula. Pemberian bubur susu dan buah-buahan 1x sehari.
Usia sebelum
4 bulan ini dapat pula mulai diberikan telur ayam, tetapi harus waspada
kemungkinan alergi dengan gejala urtikaria. Bila terjadi alergi, pemberian
telur ditangguhkan. Biasanya bayi sudah tahan telur pada usia 7 bulan ke atas.
Untuk
pemberian makanan lumat bisa memilih waktu yang sesuai misalkan sekitar jam
09.00 dengan memperhatikan bahwa kira-kira 2 jam sebelumnya tidak diberi
apa-apa. Pada bayi usia 5-6 bulan dapat diberikan 2x bubur susu sehari,
buah-buahan dan juga telur.
·
Bayi 6 – 8 Bulan
Bayi dapat mulai diberi nasi tim yang merupakan makanan lunak dan makanan campuran yang lengap karena dapat dibuat dari beras, bahan makanan sumber protein hewani (hati, daging cincang, telur atau tepung ikan) dan makanan sumber protein nabati seperti tahu, tempe, sayuran hijau (bayam), buah tomat dan wortel. Sehingga nasi tim ini merupakan makanan yang mengandung nutrien lengkap. Selama bayi, pemberian nasi tim ini harus disaring terlebih dahulu untuk memudahkan menelannya dan tidak mempersulit atau memperberat pencernaan.
Bayi dapat mulai diberi nasi tim yang merupakan makanan lunak dan makanan campuran yang lengap karena dapat dibuat dari beras, bahan makanan sumber protein hewani (hati, daging cincang, telur atau tepung ikan) dan makanan sumber protein nabati seperti tahu, tempe, sayuran hijau (bayam), buah tomat dan wortel. Sehingga nasi tim ini merupakan makanan yang mengandung nutrien lengkap. Selama bayi, pemberian nasi tim ini harus disaring terlebih dahulu untuk memudahkan menelannya dan tidak mempersulit atau memperberat pencernaan.
·
Bayi 8 – 12 Bulan
Bubur susu sudah dapat diganti seluruhnya dengan nasi tim, yaitu pada pagi hari sebagai makan pagi misalnya sekitar jam 09.00. Siang hari sekitar jam 13.00 sebagai makan siang dan sore hari sekitar jam 17.00 – 18.00 sebagai makan malam.
Bubur susu sudah dapat diganti seluruhnya dengan nasi tim, yaitu pada pagi hari sebagai makan pagi misalnya sekitar jam 09.00. Siang hari sekitar jam 13.00 sebagai makan siang dan sore hari sekitar jam 17.00 – 18.00 sebagai makan malam.
Bila bayi
disusui lebih dari 1 tahun, harus diperhatikan kemungkinan timbulnya anoreksia
(berkurangnya atau hilangnya napsu makan) terhadap makanan lain sehingga anak
bisa kekurangan protein dan kalori yang akhirnya menderita penyakit malnutrisi
energi protein.
8. Makanan
Buatan dan Susu Formula
Memberikan makanan buatan hanya dibenarkan bila menyusui tidak dapat dilaksanakan, misalnya produksi ASI tidak ada atau sangat kurang. Susu formula sebagai pengganti ASI kebanyakan dibuat dari susu sapi. Hampir semua tersedia dalam bentuk bubuk dan hanya memerlukan pengenceran dengan air matang sebelum disajikan. Pengganti ASI (PASI) ini dapat dikelompokan berbagai macam baik menurut rasa, menurut Ph cairan, kadar nutrien, bahan utama protein, maksud penggunaan maupun menurur komposisi nutriennya.
Memberikan makanan buatan hanya dibenarkan bila menyusui tidak dapat dilaksanakan, misalnya produksi ASI tidak ada atau sangat kurang. Susu formula sebagai pengganti ASI kebanyakan dibuat dari susu sapi. Hampir semua tersedia dalam bentuk bubuk dan hanya memerlukan pengenceran dengan air matang sebelum disajikan. Pengganti ASI (PASI) ini dapat dikelompokan berbagai macam baik menurut rasa, menurut Ph cairan, kadar nutrien, bahan utama protein, maksud penggunaan maupun menurur komposisi nutriennya.
Bila bayi
tidak menghabiskan hidangan yang disediakan, mungkin bayi telah cukup
mendapatkan pengganti ASI dan sebaliknya bila menghabiskan hidangan yang
disediakan mungkin juga masih kurang sehingga hidangan selanjutnya perlu
diperbanyak terutama jika bayi masih menangis atau belum puas.
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang ideal harus mengandung: (1) makanan
pokok (yang paling banyak dikonsumsi oleh keluarga, biasanya makanan yang
mengandung tepung seperti beras, gandum, kentang dan tepung maizena) ditambah
dengan bahan lain seperti (2) kacang, sayuran berdaun hijau atau kuning, (3)
buah, (4) daging hewan dan (5) minyak atau lemak. Bahan ini dibuat menjadi
bubur. Makanan pokok direbus di dalam air atau susu sampai menjadi bubur yang
kental dan tidak terlalu cair, kemudian diperkaya dengan sedikit minyak atau
lemak.
Untuk memudahkan penyiapan MP-ASI, bahan makanan sebaiknya dipilih yang
mudah didapat (banyak tersedia di kebun keluarga atau di pasar terdekat),
harganya murah dan paling sering dimakan (merupakan bagian dari apa yang
dimakan oleh anggota keluarga yang lebih besar atau dewasa) dan sebaiknya
diramu dengan resep lokal.
Campuran MP-ASI yang terdiri dari dua jenis bahan makanan disebut
campuran sederhana, sementara yang terdiri dari tiga atau empat jenis bahan
makanan disebut campuran majemuk. Campuran
majemuk mungkin terlalu mahal untuk beberapa keluarga. Namun tidak terlalu
penting untuk mengadakan golongan kacang dan hewan dalam satu campuran. Jika
bayi sudah dapat memakan makanan yang dibuat dari dua bahan, tentu saja dalam
berbagai variasi campuran, atau setidaknya dua jenis dari campuran tiga bahan,
makanan tersebut sudah sebaik campuran empat bahan.
Jika minyak
atau lemak tidak tersedia, ke dalam setiap campuran makanan dapat ditambahkan
madu. Bagaimanapun minyak dan lemak jauh lebih baik karena disamping memasok
energi juga dapat melunakkan dan melezatkan makanan. Jangan lupa memberikan
buah-buahan atau sari buah pada setiap waktu makan atau sebagai makanan
selingan di antara dua waktu makan.
MP-ASI baru
boleh diberikan setelah bayi diberi ASI/Pengganti ASI (susu formula). Kemudian
secara berangsur ASI/PASI dapat dapat berubah fungsi sebagai makanan pendamping
dan makanan sapihan menjadi makanan utama.
Pemberian
pertama cukup dua kali sehari, satu atau dua sendok teh penuh. Kebutuhan bayi
akan meningkat seiring dengan tumbuh kembangnya. Jika bayi telah menggemari
makanan baru tersebut, ia akan mengonsumsi 3-6 sendok besar penuh setiap kali
makan. Namun jangan lupa bahwa bayi tetap membutuhkan ASI/PASI. Pada umur 6-9
bulan, setidaknya bayi membutuhkan empat porsi makanan. Jika dengan takaran
tersebut bayi masih kelaparan, beri makanan selingan seperti pisang atau
biskuit. Buah-buahan merupakan makanan selingan yang sempurna. Bayi memerlukan
sesuatu untuk dimakan setiap dua jam begitu ia terbangun.
Menginjak umur
9 bulan bayi telah mempunyai gigi dan sudah mulai pandai mengunyah kepingan
makanan. Sekitar umur setahun bayi sudah mampu memakan makanan orang dewasa.
Pada saat itu ia makan (mungkin) empat sampai lima kali sehari. Anak umur 2
tahun memerlukan makanan separuh makanan orang dewasa.
Saat ini
MP-ASI instan dapat kita temukan dengan mudah dalam bentuk instan di pasaran.
Sebagian besar bubur susu yang beredar di Indonesia sudah dimasak terlebih
dahulu dan dikeringkan sebagai bubuk. Jika diperlukan, cukup seduh dengan air
panas sesuai petunjuk penggunaan maka bubur tersebut siap dihidangkan. Biasanya
diperlukan sekitar 40 g bubuk tiap kali pemberian untuk mencapai energi
sebanyak 160-170 kkal.
9.
Makanan
yang perlu dihindari di awal pengenalan MPASI
Makanan yang perlu dihindari adalah Susu
sapi/kambing, Dairy products (seperti yogurt, keju, dsbnya) Telur Makanan yang
mengandung gluten seperti gandum, rye, barley dan oat Madu Kerangkerangan dan
ikan Makanan pedas Kacang-kacangan (kacang tanah, almond. dsbnya) Daging/ikan
asap Garam Gula Buah beraroma tajam / Citrus fruits (spt. strawberry,
raspberry, lemon)
10. Waktu pemberian MPASI
Pemberian MPASI merupakan waktu yang amat
istimewa bagi si Kecil dan juga anda. Berikan di waktu yang nyaman untuk anak
dan juga anda. Jika memungkinkan, berikanlah MPASI di waktu yang sama setiap
harinya. Tujuannya agar terbentuk suatu pola atau kebiasaan. Sebelum anda
mengenalkan MPASI, bayi terbiasa dengan pola menyusu yang teratur tanpa henti.
Terkadang akan sangat mengganggunya, jika ia harus berhenti di sela-sela acara
makannya sekarang. Untuk itu, berikanlah anak sedikit ASI / susu formula,
sebelum memberikan MPASI. Sehingga ia tidak terlalu kelaparan yang sangat
mungkin membuatnya marah atau frustasi.
Di hari-hari pertama pemberian MPASI, bayi
biasanya hanya memerlukan sedikit makanan padat. Misalnya, 2 – 3 sendok kecil
penuh. Dimulai dari 1 kali pemberian MPASI per hari. Misalkan saat makan siang.
Kemudian dapat ditingkatkan menjadi 3 kali sehari (makan pagi, makan siang dan
makan malam).
Yang perlu diingat, ukurlah
selalu suhu dari makanan sebelum diberikan kepada si kecil. Dudukkan bayi anda
di pangkuan atau di kursi makan bayi. Cobalah membuat acara makan menjadi
pengalaman yang sangat menyenangkan. Senyumlah selalu dan ekspresikan bagaimana
senangnya acara makan. Jangan lupa ajaklah ia bicara saat anda menyuapinya.
Ingat makan bagi anak adalah lebih dari sekedar acara pemenuhan nutrisi. Tetapi
masa pembelajaran yang baik dan menyenangkan
11. Apabila si Kecil menolak MPASI
Bukanlah suatu masalah besar jika si kecil menolak
suapan anda. Cobalah berikan kembali MPASI beberapa hari setelahnya. Atau
siapkan makanan saring (puree) yang lebih encer sehingga lebih memudahkan bayi
anda untuk menelan. Terutama bagi bayi yang belum menguasai betul cara
mengunyah dan menelan makanan. Anda juga dapat memulai dengan mencelupkan jari
anda yang sudah bersih ke dalam makanan saring si bayi, kemudian biarkan bayi
anda untuk menghisapnya dari jari anda. Hal ini dapat dilakukan di awal-awal
masa pengenalan MPASI, karena beberapa bayi tidak suka merasakan sendok di
mulutnya. Jika bayi anda hanya makan sedikit makanan padatnya, janganlah
memaksanya untuk makan. Biasanya para bayi tahu persis kapan ia mereka merasa
cukup kenyang.
12. Suhu MPASI
Makanan yang akan diberikan kepada bayi harus
dalam suhu ruangan atau hangat-hangat kuku. Ini penting, karena mulut bayi
lebih sensitif terhadap suhu dibandingkan dengan orang dewasa. Apabila MPASI
dipanaskan dengan microwave, panaskanlah hingga mendidih kemudian dinginkan
terlebih dahulu. Aduk rata untuk mendinginkan makanan. Periksa kembali suhu
makanan sebelum diberikan kepada si kecil.
· Higienis
Harus menjaga benar kebersihan dalam
menyiapkan MPASI dan tempat penyimpanannya. Hal ini disebabkan bayi sangat
mudah keracunan makanan / food poisoning. Botol susu harus dicuci dengan bersih
dan disteril, karena susu merupakan tempat ideal untuk berkembang biaknya
bakteri. Begitu pula dengan dot, training cup harus disteril sampai dengan bayi
anda berusia 1 tahun. Sendok makan bayi harus di sterilisasi sampai minimum
bayi berusia 9 bulan. Akan tetapi, saat bayi mulai belajar merangkak dan
memasukkan barang ke dalam mulutnya, sterilisasi piring makan, training cup dan
sendok makannya sudahlah tidak terlalu penting, kecuali untuk botol susu dan
dot.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
MP-ASI diberikan sebagai pelengkap ASI
sangat membantu bayi dalam proses belajar makan dan kesempatan untuk menanamkan
kebiasaan makan yang baik. Pemberian makanan pelengkap bertahap dan bervariasi
dari sari buah, makanan lumat, makanan lembek dan makanan padat.
3.2 Saran
Bila ibu tidak bisa memberi ASI,
upayakan memilih susu yang sesuai. Kebersihan botol susu harus dijaga dengan
mensteril atau merebus dulu sebelum dipakai. Susu harus diberikan dengan kekentalan sesuai aturan dan jumlahnya
sesuai umur. Bila susu terlalu kental bayi akan cepat haus. Pemberian susu yang
kekentalan terus-menerus dan berlebihan akan membuat bayi kegemukan. Ini akan
dibawa sampai besar. Kebanyakan susu juga akan mengganggu nafsu makan sehingga
makanan tidak dihabiskan.
DAFTAR PUSTAKA
Moehji,Sjahmien. 1992. Pemeliharaan
Gizi Bayi dan Balita. Bharatara.
Mochtadi,Deday.1994. Gizi
untuk Bayi. Sinar Harapan : Jakarta.
Moehji,Sjahmien.1992. Ilmu Gizi. Bhratara, Jakarta.
Roesli,U. 2005. Makanan
Pengganti Air Susu Ibu. Jakarta : Puspawara
Saleha .2004. Makanan
Pendamping Air Susu Ibu. Jakarta
http://botefilia .com/index.php/archives/2009/01/10/pasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar