BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
SEREALIA
Serealia adalah buah dari rumput
yang dibudidiyakan, anggota dari family Gramineae. Di Indonesia, serealia yang
sering dijumpai antara lain beras merah, beras putih, jagung gandum serta
sorgum.Sedangkan di negara lain dikenal juga oats, barley, rye dan millet.
BERAS
Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen
padi, gabah ditumbuk dengan lesung
atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya.
Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam,
yang disebut beras.
Sebagai bahan pangan pokok bagi
sekitar 90% penduduk Indonesia, beras menyumbang antara 40 – 80% kalori dan 45
– 55 % protein. Sumbangan beras dalam mengisi kebutuhan gizi tersebut makin
besar pada lapisan penduduk yang berpenghasilan rendah. Mengingat demikian
pentingnya beras dalam kehidupan bangsa Indonesia, maka pemerintah telah
menempuh berbagai kebijakan untuk meningkatkan produksi padi, yaitu dengan
program intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi lahan
pertanian.
Sebagai mana bulir serealia lain, bagian terbesar beras
didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air.
- amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang
- amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat
lengket
Perbandingan komposisi kedua
golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera).
Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat,
sementara beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat
butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras.
Warna
beras yang berbeda-beda diatur secara genetik, akibat perbedaan gen yang
mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endospermia.
Beras "biasa" yang
berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki sedikit aleuron, dan
kandungan amilosa umumnya sekitar 20%.
Ketan
(atau beras ketan), berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir
seluruh patinya merupakan amilopektin. Ketan
hitam, merupakan versi ketan dari beras hitam. Beberapa jenis beras
mengeluarkan aroma wangi bila ditanak (misalnya 'Cianjur Pandanwangi' atau
'Rajalele'). Bau ini disebabkan beras melepaskan senyawa aromatik yang
memberikan efek wangi. Sifat ini diatur secara genetik dan menjadi objek rekayasa genetika
beras.
Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah
menjadi nasi, makanan pokok terpenting warga dunia. Beras juga digunakan
sebagai bahan pembuat berbagai macam penganan dan kue-kue, utamanya dari ketan,
termasuk pula untuk dijadikan tapai.
Selain itu, beras merupakan komponen penting bagi jamu beras kencur
dan param.
Minuman yang populer dari olahan beras adalah arak dan air tajin.
Di antara berbagai jenis beras yang ada di
Indonesia, beras yang berwarna merah atau beras merah diyakini memiliki khasiat
sebagai obat. Beras merah yang telah dikenal sejak tahun 2.800 SM ini, oleh
para tabib saat itu dipercaya memiliki nilai nilai medis yang dapat memulihkan
kembali rasa tenang dan damai. Meski, dibandingkan dengan beras putih,
kandungan karbohidrat beras merah lebih rendah (78,9 gr : 75,7 gr), tetapi
hasil analisis Nio (1992) menunjukkan nilai energi yang dihasilkan beras merah
justru di atas beras putih (349 kal : 353 kal). Selain lebih kaya protein
(6,8 gr : 8,2 gr), hal tersebut mungkin disebabkan kandungan tiaminnya
yang lebih tinggi (0,12 mg : 0,31 mg). Kekurangan tiamin bisa mengganggu
sistem saraf dan jantung,
dalam keadaan berat dinamakan beri-beri, dengan gejala awal nafsu makan
berkurang, gangguan pencernaan, sembelit, mudah lelah, kesemutan, jantung
berdebar, dan refleks berkurang.
Unsur gizi lain yang terdapat pada beras
merah adalah fosfor
(243 mg per 100 gr bahan) dan selenium.
Selenium merupakan elemen kelumit (trace element) yang merupakan bagian
esensial dari enzim
glutation peroksidase. Enzim ini berperan sebagai katalisator
dalam pemecahan peroksida menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik.
Peroksida dapat berubah menjadi radikal bebas
yang mampu mengoksidasi
asam lemak tidak jenuh dalam
membran sel hingga merusak membran tersebut, menyebabkan kanker, dan penyakit
degeneratif lainnya. Karena kemampuannya itulah banyak pakar
mengatakan bahan ini mempunyai potensi untuk mencegah penyakit kanker dan
penyakit degeneratif lain.
ANATOMI
Beras
sendiri secara biologi adalah bagian biji padi yang terdiri dari * aleuron,
lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit, *
endospermia, tempat sebagian besar pati dan protein beras berada, dan * embrio,
yang merupakan calon tanaman baru (dalam beras tidak dapat tumbuh lagi, kecuali
dengan bantuan teknik kultur jaringan). Dalam bahasa sehari-hari, embrio
disebut sebagai mata beras. Kandungan beras
Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air. Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat: * amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang * amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat engket Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat, sementara beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras.
Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air. Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat: * amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang * amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat engket Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat, sementara beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras.
Berbagai macam beras dan ketan di Indonesia.
Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik, akibat perbedaan gen yang
mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endospermia.
Beras "biasa" yang berwarna putih agak transparan karena hanya
memiliki sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras ini
mendominasi pasar beras. Beras merah, akibat aleuronnya mengandung gen yang
memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah atau ungu.Beras hitam,
sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan
intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam. Ketan (atau
beras ketan), berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh
patinya merupakan amilopektin. Ketan hitam, merupakan versi ketan dari beras
hitam. Beberapa jenis beras mengeluarkan aroma wangi bila ditanak (misalnya
'Cianjur Pandanwangi' atau 'Rajalele'). Bau ini disebabkan beras melepaskan
senyawa aromatik yang memberikan efek wangi. Sifat ini diatur secara genetik
dan menjadi objek rekayasa genetika beras.
BERAS DAN
KEPULENAN NASI
Semakin
kecil kadar amilosa atau semakin tinggi kadar amilopektin, semakin lekat
nasinya. Karena itu, beras ketan kadar amilosanya sangat rendah (1- 2%),
sedangkan beras yang kadar amilosanya lebih besar dari 2 % disebut beras bukan
ketan atau beras biasa. Berdasarkan kandungan amilosanya, beras (bukan ketan)
digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu beras beramilosa tinggi (25 – 33 %),
beras beramilosa sedang (20-25%), beras beramilosa rendah (9-20 %) dan beras
dengan kadar amilosa sangat rendah (2-9%).
Kandungan
amilosa mempengaruhi sifat pemekaran volume nasi dan keempukan serta kepulenan
nasi. Semakin tinggi kandungan amilosanya, semakin mekar nasinya. Sebaliknya,
semakin rendah amilosa, semakin pulen nasi tersebut. Jadi beras ketan tidak
banyak mekar, sedangkan beras beras PB atau IR daya pemekarannya tinggi, tetapi
cepat menjadi keras setelah dingin dan tidak lekat nasinya. Beras dengan
amilosa rendah biasanya menghasilkan nasi dengan sifat tidak kering dan
teksturnya pulen, tidak menjadi keras setelah dingin, dan rasanya enak dan
nasinya mengkilat. Semakin mengkilat nasi, semakin enak rasa nasi tersebut.
Jadi enaknya nasi dapat diukur dengan derajat mengkilatnya nasi.
Keadaan
per-pulen berkaitan dengan kandungan amilosa. Pada indica kandungan amilosa
sedang sampai tinggi, sedangkan pada japonica kandungan amilosa rendah sampai
sedang.
Memilih
Beras Yang Baik/Bagus Layak Untuk Konsumsi Manusia :
1. Tidak kedaluarsa yang bisa
dilihat di kemasan pembungkus beras untuk beras bermerek.
2. Beli beras di tempat yang
terpercaya untuk menghindari beras yang tidak sesuai dengan yang kita beli atau
mengandung bahan kimia.
3. Pilih yang tidak bau apek, beras
segar dan tidak bau dengan umur kalau bisa kurang dari satu bulan semenjak
panen.
4. Hindari membeli beras yang secara
fisik terlihat tepung putih yang menyelimuti beras.
5. Hindari beli beras yang pada
butir beras terlihat guratan garis memanjang.
6. Perhatikan beras yang dijual
apakah banyak kerikit atau pasir di dalamnya. Jika banyak sebaiknya jangan
dibeli karena jika terkunyah bisa merusak gigi atau tambalan gigi kita.
7. Jangan beli beras yang banyak
kutu. Tetapi ada kutu biasanya menandakan aman dari bahan kimia pengawet,
pewarna. dll.
8. Waspada dengan beras putih karena
bisa saja merupakan beras kusam yang telah dicampur dengan pemutih agar
terlihat bagus dan bisa dijual mahal oleh penjahat.
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
3.1 Bahan
-
Beras 1 kg
-
Bawang putih
-
Marica
-
Garam
-
Daun seledri
-
Ketumbar
-
Minyak goreng
3.2 Alat
-
Panci
-
Pisau
-
Talenan
-
Loyang
-
Kompor
-
Oven
-
Alat pengaduk
-
Ember plastic
-
Plastic transparan
-
Stoples atau wadah penyimpanan kerupuk.
3.3 Cara karja
a.
Baras
ditanak hingga menjadi nasi
b.
Haluskan
bumbu ( bawang putih, ketumbar, merica, dalam garam
c.
Campurkan
secara merata nasi dan bumbu serta daun seledri yang telah di potong kecil.
d.
Kukus
agar bumbu lebih meresap dan nasi lebih lengket
e.
Angkat
kemudian tumbuk sampai halus
f.
Cetak
dan tipiskan pada loyang yang tersedia
g.
Simpan
dalam lemari es agar lebih mudah diiris-iris
h.
Keringkan
dengan oven ( 500 - 600 C ) atau jemur di terik matahari
i.
Setelah
kering, goreng kerupuk dan kemas dalam plastik transparan
3.4
Diagram alir
Diagram
alir pembuatan kerupuk gendar:
Pengeringan / pengovenan
Kerupuk
gendar kering
Penyimpanan/pengemasan
BAB IV
HASL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Gendar
basah yang telah dikukus kemudian
dihaluskan hingga halus kemudian dimasukan didalam lemari pendingin hingga dingin. Setelan
terasa cukup dingin kerupuk gendar yang basah dicetak diatas loyang kemudian
dikering didalam oven hingga kering. Hasil pengeringan ini disebut kerupuk
gendar kering.
Kerpuk
gendar yang kering sebelum di konsumsi halus dimasak terlebih dahulu hingga
berwarna kecoklatan. Rasa kerupuk ini sedikit gurih dan asin.
4.2 Pembahasan
Dari hasil
pengolahan pangan serealia yaitu kerupuk gendar kami melakukan kesalahan pada
proses pengolahan, seperti pada saat pempentukan kerupuk gendar seharusnya
didinginkan terlebih dahulu didalam lemari pendingin agar kerupuk gendar
dingin, sehingga mudah untuk dipotong dan dibentuk. Sedangkan pada percobaan
kami tidak mendinginkan kerupuk gendar didalam lemari pendingin sehingga menyusahkan
kami dalam pemotongan dan pembentukan kerupuk gendar tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Serealia (beras) bukan hanya dapat
digunakan sebagai bahan makanan, namun serealia juga dapat diolah menjadi
bahan-bahan industry yang penting, baik dalam bentuk karbohidrat utamanya atau
komponen utamanya, beras merupakan bahan makanan yang banyak mengandung
karbohidrat. Beras juga dapat diolah menjadi berbagai produk olahan yang salah
satunya kerupuk bagendar.
Metode pembuatannya denga dikukus
hingga matang, kemudian dibentuk dan dikeringkan. Pengeringan dalam pengolahan
kerupuk gendar terdapat dua cara, yaitu dengan memanfaatkan panas matahari dan
dengan menggunakan oven. Bagendar yang telah kering akan mudah untuk
dipatahkan, jika langsung dikonsumsi maka hendaknya digoreng terlebih dahulu
kemudian disimpan didalam wadah tertutp (toples), rasa yang dihasilkan gurih
dan sedikit asin.
5.2 Saran
Dalam
pengolahan kerupuk gendar dibutuhkan keuletan dan ketelitian untuk mencapai
hasil yang maksimal. Maka dalam proses pengolahan, beras yang dikukus harus
sering diaduk, agar tidak menempel dipinggir panci. Air kukusan harus sering
dikontrol, dengan menambahkan air sedikit demi sedikit selama proses pengukusan
aga panci tidak gosong, karena kehabisan air oleh proses penguapan dari
pengukusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar