BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANALISA KADAR PROTEIN
Protein merupakan salah satu kelompok bahan
makronutrien yang dapat mengahasilkan energy seperti halnya karbohidrat dan
lemak, tetapi peran yang sangat penting adalah dalam pembentukan biomolekul.
Namun demikian apabila organisme kekurangan energi, maka protein ini terpaksa
dipaki sebagai sumber energi. 1 garm protein akan menghasilkan energi sebesar 4
Kkal.
Protein merupakan salah satu
dari biomolekul raksasa selain polisakarida, lipid dan polinukleotida yang
merupakan penyusun utama makhluk hidup. Protein adalah senyawa organik kompleks
berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino
yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein itu
sendiri mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitroge dan kadang kala sulfur
serta fosfor.
Struktur
protein ada 4 tingkatan yaitu :
1. Struktur primer menunjukkan jumlah, jenis dan urutan
asam amino dalam molekul protein (rentetan asam amino dalam suatu molekul
protein)
2. Struktur sekunder menunjukkan banyak sifat suatu
protein, ditentukan oleh orientasi molekul sebagai suatu keseluruhan, bentuk
suatu molekul protein (misalnya spiral) dan penataan ruang kerangkanya (ikatan
hidrogen antara gugus N-H, salah satu residu asam amino dengan gugus karbonil
C=O residu asam yang lain)
3. Struktur tersier menunjukkan keadaan kecenderungan
polipeptida membentuk lipatan tali gabungan (interaksi lebih lanjut seperti
terlipatnya kerangka untuk membentuk suatu bulatan)
4. Struktur kuartener menunjukkan derajat persekutuan
unit-unit protein.
Ditinjau dari strukturnya, protein
dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu:
- Protein
sederhana
yang merupakan protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino
- Protein
gabungan yang
merupakan protein yang terdiri atas protein dan gugus bukan protein. Gugus
ini disebut gugus prostetik dan terdiri atas karbohidrat, lipid atau asam
nukleat.
Protein sederhana menurut bentuk
molekulnya dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Protein fiber.
Molekul protein ini terdiri atas beberapa rantai polipeptida
yang memanjang dan dihubungkan satu sama lain oleh beberapa ikatan silang
hingga merupakan bentuk serat atau serabut yang stabil. Protein fiber tidak
larut dalam pelarut-pelarut encer, baik larutan garam, asam, basa ataupun
alkohol. Berat molekulnya yang besar belum dapat ditentukan dengan pati dan
sukar dimurnikan. Kegunaan protein ini hanya untuk membentuk struktur jaringan
dan bahan, contohnya adalah keratin pada rambut.
2. Protein globular.
rotein globular pada umumnya
berbentuk bulat atau elips dan terdiri atas rantai polipeptida yang terlibat.
Protein globular/speroprotein berbentuk bola, protein ini larut dalam larutan
garam dan asam encer, juga lebih mudah berubah di bawah pengaruh suhu,
konsentrasi asam dan asam encer. Protein ini mudah terdenaturasi. Banyak
terdapat pada susu, telur dan daging.
Protein ditemukan dalam seluruh
mahluk hidup mulai dari virus sampai manusia. Ada puluhan ribu macam protein
berbeda, yang tersebar diberbagai mahluk hidup tersebut. Meskipun demikian
diperlukan hanya 20 jenis asam amino saja untuk menyusun berbagai macam protein
tersebut. Tumbuhan dan bakteri dapat membuat sendiri bahan penyusun protein
yaitu asam amino, dari nitrogen organik, akan tetapi binatang dan manusia
memerlukan sebagian asam amino yang sudah jadi untuk membentuk protein.
Asam Amino yang diperlukan tubuh dapat dibagi menjadi dua (2) kelompok, yaitu:
1. Asam amino essensial, yaitu asam amino yang mutlak harus ada dalam makanan, karena tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Asam amino tersebut adalah Triptofan, Fenilalanin, Lisin, Treonin, Valin, Metionin, Leusia, Isoleusin, Arginin, dan Histidin.
Asam Amino yang diperlukan tubuh dapat dibagi menjadi dua (2) kelompok, yaitu:
1. Asam amino essensial, yaitu asam amino yang mutlak harus ada dalam makanan, karena tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Asam amino tersebut adalah Triptofan, Fenilalanin, Lisin, Treonin, Valin, Metionin, Leusia, Isoleusin, Arginin, dan Histidin.
2. Asam amino non
essensial, yaitu asam amino yang dapat dibentuk oleh tubuh.
Rumus umum protein adalah:
Rumus umum protein adalah:
H O R H O
H2N — C — C — N — C — C = O -----> N — C — C — OH
R1 H H R(n)
- NH2 : gugus amino
H2N — C — C — N — C — C = O -----> N — C — C — OH
R1 H H R(n)
- NH2 : gugus amino
- CO - : gugus
karboksil
- CO – NH - :
ikatan peptida
- R1, R2, dan Rn :
rantai samping asam-asam amino pembentuk protein
Secara Kimia,
protein dibagi menjadi dua (2) jenis:
1.
Protein Sederhana
Protein ini bila dihidrolisis hanya
menghasilkanasam amino alfa atau turunannya.
Contoh:albumin dan globulin
Contoh:albumin dan globulin
2.
Protein Terkonjugasi
Protein dapat dihidrolisis
menjadi asam amino:
a. Dengan asam kuat, misalnya HCl atau H2SO4, disertai
dengan pemanasan, atau
b. Dengan basa, atau
c. Dengan enzim proteolitik, seperti pepsin, tripsin atau
papain.
Struktur protein:
Asam-asam
amino dalam molekul protein dihubungkan oleh ikatan peptida menjadi polipeptida
yang membentuk struktur primer. Rangkaian asam-asam amino dalam polipeptida
berinteraksi satu sama lain, sehingga rangkaian tersebut mengambil bentuk
tertentu yang dapat berupa kumparan (heliks), gelombang atau sulur tidak
beraturan. Struktur
tersebut dinamakan struktur sekunder. Secara keseluruhan suatu protein atau
polipeptida mempunyai bentuk tiga dimensi tertentu yang dinamakan struktur
tersier. Suatu protein mempunyai struktur tersier berbeda-beda susuai kondisi
lingkungan. Hanya dalam kondisi fisiologis struktur tersier ini mengambil
bentuk tertentu yang mendukung fungsi protein tersebut. Secara garis besar,
struktur tersier ada dua (2) macam, yaitu yang lebih kurang berbentuk bola
(globuler) dan yang berupa serat (fibriler) Fungsi protein ditentukan oleh
struktur tersier yang tepat (fisiologis). Fungsi tersebut sangat rentan
terhadap perubahan lingkungan, seperti keasaman (pH) dan suhu ektrim. Selain
itu, fungsi protein juga hilang oleh adanya logam berat seperti Pb, Cd, dan Hg.
Umumnya fungsi protein adalah:
1. Sebagai Katalis dan dinamakan enzim
2. Sebagai alat pertahanan tubuh seperti imunoglobulin
(antibodi)
3. Sebagai alat pembawa senyawa lain (transport), seperti
Hb (untuk oksigen), transferin (untuk besi) atau lipoprotein (untuk lemak)
4. Sebagai pembawa isyarat dari sel lain, seperti hormon
FSH, LH, hCG
5. Sebagai penggumpal darah pada luka, seperti fibronogen
6. Sebagai cadangan asam amino, seperti albumin
7. Sebagai penerima isyarat dari luar, seperti reseptor
hormon dalam sel
8. Sebagai pengatur kegiatan inti sel
Didalam
air, protein larut dalam bentuk larutan koloid. Untuk itu sangat diperlukan interaksi
antara berbagai gugus R dari asam-asam amino dalam protein dengan molekul air.
Semua keadaan yang menyebabkan tertariknya air yang mengelilingi molekul
protein ini sangat mengurangi kelarutan protein.
Ciri-ciri Protein
Protein diperkenalkan sebagai
molekul makro pemberi keterangan, karena urutan asam amino dari protein
tertentu mencerminkan keterangan genetik yang terkandung dalam urutan basa dari
bagian yang bersangkutan dalam DNA yang mengarahkan biosintesis protein.
Tiap jenis protein ditandai ciri-cirinya oleh:
1. Susunan kimia yang khas
Setiap protein individual merupakan senyawa murni
2. Bobot molekular yang khas
Semua molekul dalam suatu contoh tertentu dari protein murni mempunyai
bobot molekular yang sama. Karena molekulnya yang
besar maka protein mudah sekali mengalami perubahan fisik ataupun aktivitas
biologisnya.
3. Urutan asam amino yang khas
Urutan asam amino dari protein tertentu adalah terinci secara genetik. Akan
tetapi, perubahan-perubahan kecil dalam urutan asam amino dari protein tertentu
(Page, D.S. 1997)
Fungsi dan
Peranan Protein
Protein memegang
peranan penting dalam berbagai proses biologi. Peran-peran tersebut antara
lain:
1. Katalisis
enzimatik
Hampir semua
reaksi kimia dalam sistem biologi dikatalisis oleh enzim dan hampir semua enzim
adalah protein.
2. Transportasi
dan penyimpanan
Berbagai molekul
kecil dan ion-ion ditansport oleh protein spesifik. Misalnya transportasi
oksigen di dalam eritrosit oleh hemoglobin dan transportasi oksigen di dalam
otot oleh mioglobin.
3. Koordinasi
gerak
Kontraksi otot
dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein.
Contoh lainnya
adalah pergerakan kromosom saat proses mitosis dan pergerakan sperma oleh
flagela.
4. Penunjang
mekanis
Ketegangan kulit
dan tulang disebabkan oleh kolagen yang merupakan protein fibrosa.
5. Proteksi imun
Antibodi merupakan
protein yang sangat spesifik dan dapat mengenal serta berkombinasi dengan benda
asing seperti virus, bakteri dan sel dari organisma lain.
6. Membangkitkan
dan menghantarkan impuls saraf
Respon sel saraf
terhadap rangsang spesifik diperantarai oleh protein reseptor. Misalnya
rodopsin adalah protein yang sensitive terhadap cahaya ditemukan pada sel
batang retina. Contoh lainnya adalah protein reseptor pada sinapsis.
7. Pengaturan
pertumbuhan dan diferensiasi
Pada organisme
tingkat tinggi, pertumbuhan dan diferensiasi diatur oleh protein faktor
pertumbuhan. Misalnya faktor pertumbuhan saraf mengendalikan pertumbuhan
jaringan saraf. Selain itu, banyak hormon merupakan protein (Santoso, H. 2008)
Jenis-jenis
Protein
a. Kolagen, protein
struktur yang diperlukan untuk membentuk kulit, tulang dan ikatan tisu.
b. Antibodi, protein
sistem pertahanan yang melindungi badan daripada serangan penyakit.
c. Dismutase
superoxide, protein yang membersihkan darah kita.
d. Ovulbumin, protein
simpanan yang memelihara badan.
e. Hemoglobin,
protein yang berfungsi sebagai pembawa oksigen
f. Toksin, protein
racun yang digunakan untuk membunuh kuman.
g. Insulin, protein
hormon yang mengawal aras glukosa dalam darah.
h. Tripsin, protein
yang mencernakan makanan protein.
Sumber
Protein
Protein lengkap yang mengandung
semua jenis asam amino esensial, ditemukan dalam daging, ikan, unggas, keju,
telur, susu, produk sejenis Quark, tumbuhan berbiji, suku polong-polongan, dan
kentang. Protein tidak lengkap ditemukan dalam sayuran,
padi-padian, dan polong-polongan. Sloane, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk
Pemula. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Studi dari
Biokimiawan USA Thomas Osborne Lafayete Mendel, Profesor untuk biokimia di
Yale, 1914, mengujicobakan protein konsumsi dari daging dan tumbuhan kepada
kelinci. Satu grup kelinci-kelinci tersebut diberikan makanan protein hewani,
sedangkan grup yang lain diberikan protein nabati. Dari eksperimennya didapati
bahwa kelinci yang memperoleh protein hewani lebih cepat bertambah beratnya
dari kelinci yang memperoleh protein nabati. Kemudian studi selanjutnya, oleh
McCay dari Universitas Berkeley menunjukkan bahwa kelinci yang memperoleh
protein nabati, lebih sehat dan hidup dua kali lebih lama.
Kualitas protein
didasarkan pada kemampuannya untuk menyediakan nitrogen dan asam amino bagi
pertumbuhan, pertahanan dan memperbaiki jaringan tubuh. Secara umum kualitas protein
tergantung pada dua karakteristik
berikut:
1. Digestibilitas
protein (untuk dapat digunakan oleh tubuh, asam amino harus dilepaskan dari
komponen lain makanan dan dibuat agar dapat diabsorpsi. Jika komponen yang
tidak dapat dicerna mencegah proses ini asam amino yang penting hilang bersama
feses).
2. Komposisi asam amino seluruh asam amino yang digunakan
dalam sintesis protein tubuh harus tersedia pada saat yang sama agar jaringan
yang baru dapat terbentuk.dengan demikian makanan harus menyediakan setiap asam
amino dalam jumlah yang mencukupi untuk membentuk as.amino lain yang dibutuhkan.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan
protein:
a. Perkembang
jaringan
Periode dimana
perkembangn terjadi dengan cepat seperti pada masa janin dan kehamilan
membutuhkan lebih banyak protein.
b. Kualitas
protein
Kebutuhan protein
dipengaruhi oleh kualitas protein makanan pola as.aminonya. Tidak ada
rekomendasi khusus untuk orang-orang yang mengonsumsi protein hewani bersama
protein nabati. Bagi mereka yang tidak mengonsumsi protein hewani dianjurkan
untuk memperbanyak konsumsi pangan nabatinya untuk kebutuhan asam amino.
c. Digestibilitas
protein
Ketersediaan
as.amino dipengaruhi oleh persiapan makanan. Panas menyebabkan
ikatan kimia antara gula dan as.amino yang membentuk ikatan yang tidak dapat
dicerna. Digestibitas dan absorpsi dipengaruhi oleh jarak antara waktu makan,
dengan interval yang lebih panjang akan menurunkan persaingan darienzim yang
tersedia dan tempat absorpsi.
d. Kandungan
energi dari makanan
Jumlah yang
mencukupi dari karbohidrat harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan energi sehingga
protein dapat digunakan hanya untuk pembagunan jaringn. Karbohidrat juga
mendukungsintesis protein dengan merangsang pelepasan insulin.
e. Status
kesehatan
Dapat meningkatkan
kebutuhan energi karena meningkatnya katabolisme. Setelah trauma atau operasi
asam amino dibutuhkan untuk pembentukan jaringan, penyembuhan luka dan produksi
faktor imunitas untuk melawan infeksi (Anonim. 2007).
B. Penggolongan
Protein
Protein adalah
molekul yang sangat vital untuk organisme dan terdapat di semua sel. Protein
merupakan polimer yang disusun oleh 20 macam asam amino standar. Rantai asam
amino dihubungkan dengan ikatan kovalen yang spesifik. Struktur & fungsi
ditentukan oleh kombinasi, jumlah dan urutan asam amino sedangkan sifat fisik
dan kimiawi dipengaruhi oleh asam amino penyusunnya.
Penggolongan
protein dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain:
1. Berdasarkan
struktur molekulnya
Struktur protein
terdiri dari empat macam :
a. Struktur primer (struktur utama)
Struktur ini
terdiri dari asam-asam amino yang dihubungkan satu sama lain secara kovalen
melalui ikatan peptida.
b. Struktur sekunder
Protein sudah
mengalami interaksi intermolekul, melalui rantai samping asam amino. Ikatan
yang membentuk struktur ini, didominasi oleh ikatan hidrogen antar rantai samping
yang membentuk pola tertentu bergantung pada orientasi ikatan hidrogennya. Ada
dua jenis struktur sekunder, yaitu: a-heliks dan b-sheet.
c. Struktur Tersier
Terbentuk karena
adanya pelipatan membentuk struktur yang kompleks. Pelipatan distabilkan oleh ikatan
hidrogen, ikatan disulfida, interaksi ionik, ikatan hidrofobik, ikatan
hidrofilik.
d. Struktur Kuartener
Terbentuk dari
beberapa bentuk tersier, dengan kata lain multi sub unit. Interaksi
intermolekul antar sub unit protein ini membentuk struktur keempat/kuartener
2. Berdasarkan
Bentuk dan Sifat Fisik
a) Protein globular
Terdiri dari
polipeptida yang bergabung satu sama lain (berlipat rapat) membentuk bulat
padat. Misalnya enzim, albumin, globulin, protamin. Protein ini larut dalam
air, asam, basa, dan etanol.
b)
Protein serabut (fibrous protein)
Terdiri dari
peptida berantai panjang dan berupa serat-serat yang tersusun memanjang, dan
memberikan peran struktural atau pelindung. Misalnya fibroin pada sutera dan
keratin pada rambut dan bulu domba. Protein ini tidak larut dalam air, asam,
basa, maupun etanol.
c)
Berdasarkan Fungsi Biologi
Pembagian protein didasarkan pada
fungsinya di dalam tubuh, antara lain:
- Enzim
(ribonukease, tripsin)
- Protein transport (hemoglobin, mioglobin, serum,
albumin)
- Protein
nutrien dan penyimpan (gliadin/gandum, ovalbumin/telur, kasein/susu,
feritin/jaringan hewan)
- Protein kontraktil (aktin dan tubulin)
- Protein Struktural (kolagen, keratin, fibrion)
- Protein Pertahanan (antibodi, fibrinogen dan
trombin, bisa ular)
- Protein Pengatur (hormon insulin dan hormon
paratiroid)
4. Berdasarkan Daya Larutnya
a. Albumin
Larut air,
mengendap dengan garam konsentrasi tinggi. Misalnya albumin telur dan albumin
serum
b.
Globulin Glutelin
Tidak larut dalam
larutan netral, larut asam dan basa encer. Glutenin (gandum), orizenin (padi).
c.
Gliadin (prolamin)
Larut etanol
70-80%, tidak larut air dan etanol 100%. Gliadin/gandum, zein/jagung
d.
Histon
Bersifat basa,
cenderung berikatan dengan asam nukleat di dalam sel. Globin bereaksi dengan
heme (senyawa asam menjadi hemoglobin). Tidak larut air, garam encer dan pekat
(jenuh 30- 50%). Misalnya
globulin serum dan globulin telur.
e.
Protamin
Larut dalam air
dan bersifat basa, dapat berikatan dengan asam nukleat menjadi nukleoprotamin
(sperma ikan). Contohnya
salmin
f.
Protein Majemuk
Adalah protein
yang mengandung senyawa bukan hanya protein
1. Fosfoprotein
Protein yang
mengandung fosfor, misalnya kasein pada susu, vitelin pada kuning telur
2. Kromoprotein
Protein berpigmen,
misalnya asam askorbat oksidase mengandung Cu
3. Fosfoprotein
Protein yang
mengandung fosfor, misalnya kasein pada susu, vitelin pada kuning telur
4. Kromoprotein
Protein berpigmen,
misalnya asam askorbat oksidase mengandung Cu
5. Protein Koenzim
Misalnya NAD+,
FMN, FAD dan NADP+
6. Protein Koenzim
Misalnya NAD+,
FMN, FAD dan NADP+
7. Lipoprotein
Mengandung asam
lemak, lesitin
8. Metaloprotein
Mengandung
unsur-unsur anorganik (Fe, Co, Mn, Zn, Cu, Mg dsb)
9. Glikoprotein
Gugus prostetik
karbohidrat, misalnya musin (pada air liur), oskomukoid (pada tulang)
10.Nukleoprotein
Protein dan asam
nukleat berhubungan (berikatan valensi sekunder) misalnya pada jasad renik
Analisis protein dapat dilakukan
dengan dua metode, yaitu ; Secara kualitatif terdiri atas ; reaksi Ninhidrin,
reaksi Biuret, reaksi Millon, reaksi Uji
Penetralan Titik Isoelektrik, reaksi Xantoprotein, Reaksi Hopkins-Cole,
Reaksi Natriumnitroprusida, dan Reaksi Sakaguchi. Secara kuantitatif
terdiri dari ; metode Kjeldahl.
AnalisaKualitatif
1.
Reaksi
Ninhidrin
Ninhidrin beraksi
dengan asam amino bebas da protein menghasilkan warna biru. Reaksi ini termasuk
yang paling umum dilakukan untuk analisis kualitatif protein dan produk hasil
hidrolisisnya. Reaksi ninhidrin dapat pula dilakukan terhadap urin untuk
mengetahui adanya asam amino atau untuk mengetahui adanya pelepasan protein
oleh cairan tubuh.
2.
Reaksi
Biuret
Bila
larutan protein dalam suasana basa kuat direaksikan dengan larutan CuSO4 pekat,
akan dihasilkan warna ungu. Warna yang dihasilkan dari reaksi tersebut disebabkan
oleh ikatan koordinasi antara ion Cu2+ dengan pasangan elektron bebas dari N
yang berasal dari protein dan pasangan elektron bebas dari O molekul air.
Reaksi ini tidak berlaku untuk peptida.
3.
Reaksi
Uji Millon untuk Tirosin
Reagen Millon adalah larutan asam nitrat yang mangandung
raksa (I) nitrat dan raksa (II) nitrat. Bila reagn millon dicampurkan dengan
larutan yang mengandung protein akan terbentuk endapan putih yang akan berubah
merah bila dipanaskan.
4.
Uji
Penetralan Titik Isoelektrik
Titik isoelektrik adalah daereah pH
tertentu diman protein mempunyai selisih muatan, sehingga tidak bergerak dalam
muatan listrik.
5.
Reaksi
Xantoprotein
Larutan asam nitrat pekat
ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein. Setelah dicampur terjadi
endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi yang
terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein.
Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin dan triptofan.
6.
Reaksi
Hopkins-Cole
Larutan
protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan pereaksi
Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari asam
oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur dengan pereaksi
Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan
di bawah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada
batas antara kedua lapisan tersebut.
7. Reaksi Natriumnitroprusida
7. Reaksi Natriumnitroprusida
Natriumnitroprusida dalam larutan
amoniak akan menghasilkan warna merah dengan protein yang mempunyai gugus –SH
bebas. Jadi protein yang mengandung sistein dapat memberikan hasil positif.
8.Reaksi Sakaguchi
Pereaksi yang digunakan ialah naftol
dan natriumhipobromit. Pada dasarnya reaksi ini memberikan hasil positif
apabila ada gugus guanidin. Jadi arginin atau protein yang mengandung arginin dapat
menghasilkan warna merah.
Analisa Kuantitatif
Analisis protein dapat digolongkan
menjadi dua metode, yaitu: Metode konvensional, yaitu metode Kjeldahl (terdiri
dari destruksi, destilasi, titrasi), titrasi formol. Digunakan untuk protein
tidak terlarut.
Metode
modern, yaitu metode Lowry, metode spektrofotometri visible, metode
spektrofotometri UV. Digunakan untuk protein terlarut.
1.
Metode
Kjeldahl
Metode ini merupakan metode yang
sederhana untuk penetapan nitrogen total pada asam amino, protein, dan senyawa
yang mengandung nitrogen. Sampel didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis
dengan katalisator yang sesuai sehingga akan menghasilkan amonium sulfat.
Setelah pembebasan alkali dengan kuat, amonia yang terbentuk disuling uap
secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara titrasi.
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
ALAT
v Naraca Analitik
v Cawan petri
v Spatula
v Labu takar 50 ml
v Pengaduk
v Corong
v Pipet
v Tabung reaksi
v Penangas Air
v Gelas ukur
Bahan
v Aquades
v HCL pekat
v Susu
v Air kaldu/pepton
v Putih telur/albumin
v NaOH
v H2SO4
v Ninhydrin
v ZnSO4
v Alkohol 95%
PROSEDUR PERCOBAAN
Test Biuret
Masukan 2 ml sample(Susu,Air
Kaldu,Putih Telur) ke dalam tabung reaksi tambahkan 2 ml NaOH pekat,dan CuSO4
Perlakuan
|
Hasil
|
Susu
-
2 ml + 2ml CuSO4 + 2 ml NaOH
|
Warna larutan
Hijau muda-Ungu
|
Air Kaldu
-
2 ml + 2ml CuSO4 + 2 ml NaOH
|
Warna Larutan
Hijau muda-Ungu muda
|
Putih Telur
-
2 ml + 2ml CuSO4 + 2
ml NaOH
|
Warna Larutan
Hijau muda-Ungu gelap
|
Test Ninhydrin
Perlakuan
|
Hasil
|
Susu
-
5 ml + 0,5 ml ninhydrin
|
Abu-abu
|
Air Kaldu
-
5 ml + 0,5 ml ninhydrin
|
Kuning
|
Putih Telur
-
5 ml + 0,5 ml ninhydrin
|
Ungu kemerahan
|
Test
Pengaruh Asam Kuat dan Basa Kuat
Masukan sample(susu,putih telur,air kaldu) kedalam tabung
reaksi tambahkan HNO3 1 ml kocok dengan hati-hati dan amati,ulangi
dengan memakai H2SO4,HCL pekat,NaOH,ZnSO4,Alkohol.
HNO3
Perlakuan
|
Hasil
|
Susu
1 ml susu + HNO3
|
Putih susu
|
Putih telur
1 ml putih telur + HNO3
|
Putih keruh
|
Air kaldu/pepton
1 ml air kaldu + HNO3
|
Bening keruh
|
H2SO4
Perlakuan
|
Hasil
|
Susu
1 ml susu + H2SO4
|
Tetap / tidak ada perubahan
|
Putih telur
1 ml putih telur + H2SO4
|
bening
|
Air kaldu/pepton
1 ml air kaldu + H2SO4
|
Bening keruh
|
HCL pekat
Perlakuan
|
Hasil
|
Susu
1 ml susu + HCL pekat
|
Tetap
|
Putih telur
1 ml putih telur + HCL pekat
|
Bening
|
Air kaldu/pepton
1 ml air kaldu + HCL pekat
|
Bening keruh
|
NaOH
Perlakuan
|
Hasil
|
Susu
1 ml susu +
NaOH
|
Tetap
|
Putih telur
1 ml putih
telur + NaOH
|
Bening
|
Air
kaldu/pepton
1 ml air
kaldu + NaOH
|
Bening keruh
|
ZnSO4
Perlakuan
|
Hasil
|
Susu
2 ml susu + 5
tetes ZnSO4
|
Tetap
|
Putih telur
2 ml putih
telur + 5 tetes ZnSO4
|
Bening keruh
|
Air kaldu/pepton
2 ml air
kaldu + 5 tetes ZnSO4
|
Endapan putih
bening tidak ada perubahan
|
Alkohol
Perlakuan
|
Hasil
|
Susu
2 ml susu + 2
ml alkohol
|
Tidak ada
endapan
|
Putih telur
2 ml putih
telur + 2 ml alkohol
|
Endapan
kuning
|
Air
kaldu/pepton
2 ml air kaldu
+ 2 ml alkohol
|
Endapan keruh
|
BAB V
KESIMPULAN
Protein dan asam amino memberikan
reaksi yang bersifat khas, bukan hanya bagi gugus amino dan gugus karboksil
bebas, tetapi juga bagi gugus R yang terkandung di dalamnya. Protein dapat bereaksi
dengan pereaksi-pereaksi lain seperti juga asam amino yang menjadi penyusunnya.
Protein dapat mengendap atau terdenaturasi oleh logam berat, garam-garam
anorganik, rusaknya struktur tersier dan kwartener, serta karena berada pada
titik isolistriknya.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2008. Protein.
(http://www.wikipedia.com) diakses tanggal 12 Oktober 2008.Sudarmaji, S, dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty: Yogyakarta.
Page, D.S. 1997. Prinsip-prinsip Biokimia. Erlangga: Jakarta.
Santoso, H. 2008. Protein dan Enzim. (http://www.heruswn.teachnology. com) diakses tanggal 12 Oktober 2008.
Sloane, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Anonim. 2007. Manfaat Protein dalam Kehidupan Sehari-hari. (http://www.blogger.com) diakses tanggal 12 Oktober 2008
Sudjadi, A. dan Rohman. 2004. Analisis Obat dan Makanan cetakan I. Yogyakarta: Yayasan Farmasi Indonesia.
Apriyantono, A. dkk. 1989. Analisis Pangan. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB.
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit UI-Press.
Kamal, M. 1991. Nutrisi Ternak Dasar. Laboratorium Makanan Ternak, Yogyakarta: UGM-Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar