BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Status Gizi Ibu Hamil
1. Status Gizi Ibu Hamil
a. Pengertian
Status gizi
Status
Gizi adalah Keadaan tubuh seseorang sebagai akibat penggunaan makanan zat gizi
oleh tubuh (Sufiati, 2008). Status Gizi adalah keadaan tubuh seseorang sebagai
akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status
gizi buruk, baik dan lebih (Almatsier, 2001). Status gizi adalah ekspresi dalam
keadaan seimbang dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujutan dari nutrien dalam
benruk variabei tertentu (Supariasa, 2001).
b.
Faktor yang mempengaruhi status gizi
Status
gizi ibu hamil di pengaruhi terhadap faktor resiko, diet, pengukuran
antropometrik dan biokimia. Penilaian tentang asupan pangan dapat di peroleh
melalui ingatan 24 jam (Arisman, 2004, p.8). Maka gizi ibu yang kurang baik
perlu di perbaiki keadaan gizinya atau yang obesitas mendekati yang normal,
yang di lakukan sebelum hamil. Sehingga mereka mempunyai kesempatan lebih besar
untuk
mendapatkan
bayi yang sehat, serta untuk mempertahankan kesehatannya sendiri.
Berat badan
bayi baru lahir ditentukan oleh (disamping faktor genetis) status gizi janin.
Status gizi janin ditentukan antara lain oleh status gizi ibu pada waktu
melahirkan dan keadaan ini dipengaruhi pula oleh status gizi ibu pada waktu
konsepsi. Status gizi ibu sewaktu konsepsi dipengaruhi oleh:
1) Keadaan
sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil
2) Keadaan
kesehatan dan gizi ibu
3) Jarak
kelahiran jika yang dikandung bukan anak yang pertama
4) Paritas
dan usia kehamilan pertama.
Status
gizi pada waktu melahirkan ditentukan berdasarkan kesehatan dan status gizi
waktu konsepsi, juga berdasarkan keadaan sosial dan ekonomi waktu hamil,
derajat pekerjaan fisik, asupan pangan, dan pemah tidaknya terjangkit penyakit infeksi.
Status gizi ibu akan mempengaruhi status gizi janin dan berat lahir. Penilaian
status gizi dan perubahan fisiologis selama hamil dapat digunakan untuk
memperkirakan laju pertumbuhan janin, misalnya berat badan rendah sebelum
konsepsi serta pertambahan berat badan yang tidak adekuat (Arisman, 2004,pp.
8-9).
Kehamilan merupakan anugerah yang luar biasa
yang dapat membuat keluarga menjadi bahagia. Perubahan fisik dan psikologis akan terjadi selama kehamilan. Masa kehamilan ini sangat penting untuk menentukan
kualitas anak. Oleh karena itu, selama kehamilan ibu memerlukan makanan yang bergizi. Kecukupan gizi selama kehamilan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janinnya maupun aktivitas ibu.
Menurut Huliana (2001), makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin sebesar 40
persen sedangkan 60 persen untuk memenuhi kebutuhan ibu. Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka
kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya.
Makanan ibu hamil harus sesuai dengan kebutuhan yaitu
makanan yang seimbang dengan perkembangan masa kehamilan. Trimester I, pertumbuhan janin masih lambat
sehingga kebutuhan gizi untuk pertumbuhan janin belum begitu besar, tetapi ibu mengalami ketidaknyamanan seperti ngidam, mual dan muntah. Trimester II dan III, pertumbuhan janin berlangsung dengan cepat sehingga perlu memperhatikan kebutuhan gizinya.
4.
Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan sehat, kadar gula darah, dan tekanan darah.
2.3
Pengaruh
Status Gizi Bagi Ibu Hamil
Status gizi ibu hamil pada waktu pertumbuhan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai umur kehamilan. Hal ini dikarenakan berat badan yang bertambah normal akan
menghasilkan bayi yang normal juga. Di negara maju,
rata-rata kenaikan berat badan selama hamil sekitar 12-14 kilogram. Tetapi berdasarkan perkembangan terkini, disampaikan bahwa penambahan berat badan ibu selama hamil tidak terlalu mempengaruhi berat badan bayi.
Kekurangan asupan gizi pada trimester I dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum, kelahiran prematur, kematian janin, keguguran dan kelainan pada sistem saraf pusat. Sedangkan
pada trimester II dan III dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan janin terganggu, berat bayi lahir rendah. Selain itu, juga akan berakibat terjadi gangguan kekuatan rahim saat persalinan, dan perdarahan post partum.
Kategori Berat (BMI)
|
Total Kenaikan BB (Kg)
|
Penambahan BB
|
|
TM I (Kg)
|
TM II (Kg)
|
||
Normal ( BMI 19,8-26)
|
12,5 – 13
|
2,3
|
0,49
|
Kurus ( BMI < 19,8 )
|
11,5 – 16
|
1,6
|
0,44
|
Lebih
|
7 – 11, 6
|
0,9
|
0,3
|
Obesitas ( BMI > 29 )
|
6
|
Satuan
|
|||
Kal
|
2200
|
2485
|
|
Gr
|
48
|
60
|
|
RE
|
500
|
700
|
|
Ug
|
5
|
15
|
|
Mg
|
8
|
18
|
|
Mg
|
65
|
130
|
|
Thiamin
|
Mg
|
1,0
|
1,2
|
Niacin
|
Mg
|
9
|
9,1
|
Vitamin B12
|
Mg
|
1,0
|
1,3
|
Ug
|
150
|
300
|
|
Piridoksin
|
Mg
|
1,6
|
3,8
|
Mg
|
60
|
70
|
|
Mg
|
500
|
900
|
|
Mg
|
450
|
650
|
|
Mg
|
26
|
46
|
|
Seng
|
Mg
|
15
|
20
|
Ug
|
150
|
175
|
|
Selenium
|
Ug
|
55
|
70
|
Status
|
Tanda
|
Keadaan umum
|
Responsive, gesit
|
Postur
|
Tegak, tungkai dan lengan lurus
|
Otot
|
|
Saraf
|
|
Pencernaan
|
Nafsu makan baik
|
Vitalitas umum
|
|
Rambut
|
|
Kulit
|
Licin, cukup lembab, warna segar
|
Muka dan leher
|
Warna sama, licin, tampak sehat,
segar
|
Bibir
|
|
Mulut
|
Tidak ada luka dan selaput merah
|
Gusi
|
|
Lidah
|
|
Gigi geligi
|
|
Mata
|
|
Kelenjar
|
|
Kuku
|
Keras dan kemerahan
|
Tungkai
|
1.
Umur.
a.
Umur
Berat badan lebih ataupun kurang dari berat badan rata-rata untuk umur tertentu, merupakan faktor menentukan
jumlah zat makanan yang harus dicukupi selama hamil.
Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5-37 derajat Celcius yang digunakan untuk metabolisme optimum. Lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan
berarti lebih besar pula masukan energi yang
diperlukan.
Dengan
demikian, tubuh ibu akan menjadi lebih efisien dalam menyerap zat gizi dari makanan sehari-hari.
Pada umumnya,
kaum ibu atau wanita lebih memperhatikan keluarga daripada saat ibu tersebut hamil. Ibu hamil sebaiknya memeriksakan kehamilannya, minimal empat kali selama
kehamilannya.
2.5 Hubungan Status
Gizi Ibu Hamil
Dari
hasil pengamatan ada hubungan yang kuat antara keadaan gizi ibu sebelum hamil
dengan berat bayi yang dilahirkan, sedangkan berat bayi lahir merupakan
indikasi yang potensial untuk status kesehatan bayi nantinya. Bayi dengan berat
badan lahir kurang dari 2500 gram mempunyai kesempatan tinggi secara statistik
untuk mendapatkan penyakit atau meninggal pada awal kehidupannya. Pada tubuh
ibu yang kurang gizi tidak dapat membentuk plasenta yang sehat, yang cukup
menyimpan zat-zat gizi untuk janin selama pertumbuhannya. Maka gizi ibu yang
kurang baik perlu diperbaiki keadaan gizinya atau yang obesitas menjadi
mendekati normal, yang dilakukan sebelum hamil. Sehingga mereka mempunyai
kesempatan lebih besar untuk mendapatkan bayi yang sehat, serta untuk mempertahankan
kesehatannya sendiri (Soetjaningsih, 2000, pp.132-
133). Status
gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan, apabila
status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan atau pada saat kehamilan akan
menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR). Disamping itu akan mengakibatkan
terlambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru
lahir mudah terinfeksi, abortus dan sebagainya. Kondisi anak yang terlahir dari
ibu yang kekurangan gizi dan hidup dalam lingkungan yang miskin akan
menghasilkan generasi kekurangan gizi dan mudah terkena penyakit infeksi.
Keadaan ini biasanya ditandai dengan berat
dan tinggi badan yang kurang
optimal (Supariasa, 2001, p.29).

Faktor yang terkait dengan status gizi wanita hamil dan hasil konsepsi
2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan
Ada tiga faktor
yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan faktor
sosial budaya dan ekonomi.
a. Faktor fisik
seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu
tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan
kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau
poliklinik kebidanan. Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang
disebut dengan Ante Natal Care (ANC) tersebut adalah :
· Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun dapat
dipastikan keadaannya.
· Meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan
selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya
· Mengenali secara dini adanya
ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan
janinnya
· Mempersiapkan ibu agar dapat
melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali
kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan
persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan
lancar, seperti yang diharapkan semua pihak
· Mempersiapkan agar masa nifas berjalan
normal. Jika kehamilan dan persalinan dapat
berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapar berjalan dengan
lancar
· Mempersiapkan peran ibu dan
keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah
satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat
setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun
Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang
sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan
menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita
anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada
janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang
tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat
normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.
Yang harus diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak
mengkonsumsi makanan kaya serat, protein (tidak harus selalu protein hewani
seperti daging atau ikan, protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk
dikonsumsi) banyak minum air putih dan mengurangi garam atau makanan yang
terlalu asin.
b. Faktor
Psikologis yang turut mempengaruhi kehamilan
biasanya terdiri dari :
Stressor.
Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin.
Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir
nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.
Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan status
kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan
memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih
percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan
masa nifas.
c. Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi.
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat
istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah
gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok,
bahkan kalau perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada.
Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat
istiadat. Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu
hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak
kalah penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga
kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab,
menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap keringat.
Ekonomi
juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga
dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin,
merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya
dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan
bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik. Yang
patut diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang
berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita
usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan harus
disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ibu hamil merupakan
kelompok yang cukup rawan gizi. Kekurangan gizi pada ibu hamil mempunyai dampak
yang cukup besar terhadap proses pertumbuhan janin dan anak yang akan
dilahirkan. Bila ibu hamil mengalami kurang gizi maka akibat yang akan
ditimbulkan antara lain : keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, anemia
pda bayi dan bayi lahir dengan BBLR.
Pengaruh
gizi kurang terhadap kejadian BBLR cukup besar pada ibu hamil apalagi kondisi
gizi ibu sebelum hamil buruk. Masalah gizi kurang ini pada ibu hamil dapat
dilihat dari kekurangan energi kronis dan kejadian anemia.
3.2 Saran
Untuk
memperkecil resiko BBLR diperlukan upaya mempertahankan kondisi gizi yang baik
pada ibu hamil. Upaya yang dilakukan berupa pengaturan konsumsi makanan,
pemantauan pertambahan berat badan, pemeriksaan kadar Hb dan pengukuran LILA
sebelum atau saat hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Francin,P.2005. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. EGC :
Jakarta
Gizikuseimbang.blogspot.com/2009.03/gizi-seimbang-bagi-wanita-hamil
Lenteraimpian.wordpress.com/2010/03/17/gizi-seimbang-ibu-hamil/
Scribd.com/doc/6223587/kebutuhan-zat-gizi-sepanjang-daur-kehidupan-manusia
Sophia,E.2009.Kebutuhan Gizi Ibu Hamil.medicastore.com/artikel/kebutuhan_gizi_ibu_hamil
Arisman. 2008. Gizi dalam Daur Kehidupan. Palembang :
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar